Minggu, 09 April 2017

Sebuah Perjalanan Waktu

 (Nindi kala masih  menjadi bayi perempuan yang baru belajar tengkurap)

(Nindi kala beranjak menjadi perempuan dewasa yang kini berusia 21 tahun)

Tak terasa waktu telah mengantarkanku di titik ini. Kini aku bukan lagi bayi berumur tujuh bulan yang baru belajar bagaimana caranya tengkurap. Aku kini telah menjadi seorang perempuan dewasa yang harus bisa memperbaiki kualitas diriku untuk masa depanku. Yah...kemarin adalah hari ulang tahunku. Tepat tanggal 08 April 2017. Tak ada yang istimewa dari ulang tahun, yang jelas usiaku semakin bertambah dan kesempatan hidupku semakin berkurang. Kan umur yang memiliki adalah Yang Kuasa jadi sebagai hamba aku hanya harus menjalani dengan tabah apa-apa yang sudah digariskan padaku. Itu saja. 
Kado istimewa tentunya datang dari sepasang bidadariku. Ada makna filosofis dibalik kado yang mereka berikan. Yang jelas, jika kusemiotikkan sendiri mereka ingin aku segera berpijak di atas kakiku sendiri. Aku harus bisa melangkah sendiri tanpa bergantung dan menyusahkan mereka lagi. Lebih kurang begitu. Hehehe. Iyalah, aku kini sudah berusia 21 tahun masa' ya harus bergantung terus sama orangtua. Kasihan Yanda dan Bunda jika aku harus terus menumpang hidup sama mereka. Kasihan adikku juga, dia memiliki harapan dan tentu butuh dana untuk mempersiapkan harapannya. Mana mungkin aku tega membunuh harapannya. Ya...aku akan menyelesaikan studiku tahun ini dan maret 2018 kalian bisa menyaksikan lulus S.S dan wisuda. Amin. Aku akan berupaya semaksimal mungkin Ayah, Ibu, Adik. Aku akan menyelesaikannya tepat waktu bahkan sebelum waktunya. Aku akan kerja setelahnya dan membantu kalian membiayai kuliah adik. Itu janjiku. Aku akan membuktikannya. Mungkin di awal,kalian harus membiayai adik terlebih dahulu, tapi setelahnya biar aku saja yang menanggungnya. Aku akan menikah setelah adik lulus kok. Jadi kalian nggak usah khawatir dengan biaya adik. Aku tulus dan ikhlas melakukannya. Aku sudah banyak berpikir kemarin dan inilah keputusanku. Toh aku juga tidak dalam keadaan menjalin hubungan dengan seorang laki-laki. 
Jika dihitung dari sekarang mungkin lima tahun lagi aku menikahnya yaitu tahun 2022. Artinya, aku akan menikah diusiaku yang ke-26 tahun. Usia yang masih produktif kok untuk hamil dan melahirkan. Usia yang cukup matang untuk menikah dan berumahtangga. Tak apalah aku telat menikah, toh di era modern usia segitu masih muda kalii. Aku juga punya cita-cita. Selain harus bekerja untuk membantu biaya kuliah adik, aku ingin kuliah S2 dan S3. Aku ingin jadi doktor di usiaku yang ke-27 atau ke-28 tahun. Yes, I want to be lecturer. Jadi aku harus menempuh pendidikan setinggi itu. Yah..semoga cita-cita anak gunung ini dikabulkan sama Tuhan. Amin...
Meski sebenarnya aku ingin menikah di tanggal 02022020. Tapi jika masih banyak yang harus kuselesaikan ya sudahlah. Menikah memang harus disegerakan tapi tak buru-buru juga keleus. Segala sesuatunya harus matang. Nikah kui gak angger nikah. calon ae ra duwe kok obyok nikah. hahaha . Yang ada di depan mataku sekarang adalah skripsi yang harus segera dituntaskan, wisuda yang harus disegerakan, kerja yang harus diupayakan, dan S2 yang sudah menanti. Oh My God, TEPku nggak lulus-lulus. Minimal harus 550 lagi. Tuhan, bantu Indri ya. Aku harus segera lulus TEP biar cepat proses S2nya. Inginku, setelah S1 langsung lanjut S2 sekalian kerja. Jadi saat usia 26 tahun setidaknya aku sudah bisa nyicil rumah, beli mobil, renovasi rumah orangtua, umroh dan jalan-jalan. Hahahaha. Amin Ya Rabb...
Aku kok jadi bingung nulis apa ya. Ada banyak hal yang ingin kutulis kok jadinya gini. Ya sudahlah. Kini, saya adalah seorang perempuan berusia 21 tahun yang tengah berjuang menyelesaikan studi agar segera lulus dan wisuda. Saya adalah perempuan yang sibuk mengisi rubrik citizen reporter (citizen journalism) di koran. Saya adalah perempuan yang sibuk mengikuti lomba penulisan cerpen dan puisi agar mendapatkan pengalaman sekaligus sertifikat sebagai peserta dan pemenang. Saya tak ingin munafik, saya cukup membutuhkannya untuk kelapangan jalan kuliah S2. Saya adalah perempuan yang sibuk memperbaiki kualitas diri agar kelak bisa menjadi sebaik-baik perempuan yang dinikahi laki-laki tepat. entah itu kapan
Kalian yang baca pasti bingung? Saya yang nulis saja iya. Ada banyak hal yang hinggap di kepala saya. Saya harus segera menuliskannya untuk menyelesaikan beban yang memberati kepala saya. Tapi kok nggak bisa keluar semua gini. Jadi ya sudahlah. Nikmati saja. 
Intinya, saya bahagia meski tadi pagi kena apes. Semoga ini adalah awal yang baik untuk saya, untuk kalian semua. Amin...
Terakhir, seorang Nurvati Indriani adalah perempuan sederhana yang menjadi anak dari tulisannya berharap suatu ketika bisa menjadi DALANG dalam kehidupannya. 
_dan kini aku tengah memainkan peranku sebagai DALANG dalam kehidupanku_
Surabaya, 09 April 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Journey of Nurva & Bams Part.1

Hi Teman Nurva Mungkin benar bahwa semesta selalu punya cara memisahkan dan mendekatkan dua orang yang tak berjodoh dan berjodoh. Pengalaman...