Rabu, 11 November 2020

The Journey of Nurva & Bams Part.1

Hi Teman Nurva

Mungkin benar bahwa semesta selalu punya cara memisahkan dan mendekatkan dua orang yang tak berjodoh dan berjodoh. Pengalamanku untuk sampai di titik ini cukup random sih. Hehe. Terkadang masih suka bertanya ke diri sendiri dan agak gak percaya lelaki yang kukencani sejak awal tahun ini sebentar lagi jadi suamiku. Wkwkw. Takut-nyesal-bahagia-haru bercampur jadi satu. Emang salahku juga sih waktu kami masih awal-awal kencan, aku langsung bilang ke Ayah kalau mau nikah sama dia . Ayahku justru bertanya balik ke aku apa dia beneran serius sama aku atau gak, kujawab "kayaknya gitu sih, Yah. Kalau nanti gajadi sama dia, aku sama yang lain. Laki-laki banyak kok", yang sontak membuat Ayah mengeryitkan alisnya. 

Aku dan Ayah punya perbedaan pandangan soal menikah. Bagi Ayah, di usiaku sekarang aku seharusnya sudah menikah tapi bagiku tidak. Bagiku, usia 24-25 tahun itu waktunya senang-senang. Haha. Namun tentu aku punya banyak pertimbangan lain hingga akhirnya mengiyakan pinangan pasangan. Oh ya, ini sebenarnya sedikit peringatan aja sih buat teman-teman semua untuk berhati-hati dengan ucapan. Haha. Waktu kami berdua masih PDKT aku random berujar, "kalau gak ada lagi lelaki yang dekatin aku, , aku akan nikahi Mas Bambang". Sial dan beruntungnya ujaranku terwujud. Wkwkw. And I'm literally grateful to Allah. 

Awal kencan dengan Mas gak terlalu buruk sih, meski gak baik-baik banget. WKwk. Kami LDRan dan sempat tidak bertemu tiga bulan karena pandemi. Jumlah kencan kami juga masih bisa dihitung jari karena selama kencan seringnya #dirumahaja. Adanya pandemi COVID-19 membuat orangtuaku sedikit enggan mengijikanku keluar dengannya. Kami baru bisa kencan ke luar rumah itu 10 hari sebelum aku dikhitbah olehnya. Itupun kencannya ke wisata Kampung Organik Brenjonk dan di sana cuma beli bakso Sinden franchisenya teman SMAku. Haha. 

Kalau ditanya apa yang membuatku yakin dia the right person for me, banyak sih. Dia tidak bisa menutupi apapun dariku, dan sekalinya bohong ketahuan juga. Wkwkw. Semoga nanti sampai nikah gitu ya ^^. Saat awal-awal jadian, aku pernah wawancara dia banyak hal. Dia menutupi banyak hal awalnya, karena bakat jurnalisku belum hilang jadi kuolah deh pembicaraan kami, hingga akhirnya ia berkata jujur tentang apapun tanpa dia sadari. Haha. Ia sempat mengungkapkan kesalnya karena caraku bertanya hampir mendekati sikap mencecar. Terus aku bilang, "aku terbiasa ketemu orang, ngajak ngobrol terus nanya-nanya gitu, kalau kamu gak sanggup sama aku, cari yang lain aja. Toh tanyaku masih dalam wajar kok." Dia menghela napas panjang dan berucap, "susah juga musuh wartawan." Wwkwkw. 

Ada hal lain yang membuatku yakin akhirnya memilih dia karena dia bisa tertawa dan sedih denganku. Dia tidak selalu romantis, tapi dia berusaha memberikan yang terbaik untukku. Dia effort banyak hal saat denganku, and I really proud of him. Meski hubungan kami sering ups dan downs, bahkan sempat putus juga haha, dia tidak menyerah begitu saja. Jujur, baru kali ini aku melihat seorang Bambang konsisten dengan ucapannya untuk serius denganku. 

Aku tahu Mas Bambang tak ubahnya diriku yang punya kekurangan dan kelebihan. Kami berdua bukan manusia sempurna, celah kami banyak. Haha. Tapi InsyaAallah sampai nanti kami akan berusaha untuk merasa cukup satu sama lain. Perjalanan kami untuk sampai di tahap pertunangan ada likunya meski terasa ringan karena kedua belah pihak sepakat menginginkannya. Aku mensyukuri itu. Aku mensyukuri bagaimana Mas mensyukuri kami. Aku mensyukuri bagaimana kedua orangtuaku dan kedua orangtunya Mas merestui kami tanpa ba-bi-bu. Lebih bersyukur lagi, semesta seolah menemukan benang merah cerita kami yang bermula sejak 2012 meski kami baru benar-benar mengenal satu sama lain 2 tahun terakhir. Keluarga besar kami juga sepenuhnya mendukung hubungan kami, mengingat ada anggota keluarga besar yang sudah membina persahabatan sejak lama. Sebentar lagi hubungan persahabatan itu akan berusaha menjadi saudara saat kami resmi menikah. Alhamdulillah... 

At the end, terima kasih untuk 4 Januari 2020 yang indah. Seandainya tanggal itu tidak ada, mungkin cerita khitbah kami 13 Agustus 2020 lalu dan offically engagement 18 Agustus 2020 tidak akan ada. Semoga kami berdua tidak mengenal lelah untuk berjuang bersama hingga senja usia. Aamiin....


Teruntuk Mas Bambang terkasih, 

Suatu saat nanti bahtera kita akan berlayar. Aku navigatornya. Kamu nahkodnya. Semoga kita tak mengenal karam meski badai berkali-kali menghantam. Tetap tangguh mengarungi lautan asa yang ujungya adalah SurgaNya. 

Nurva, 18 Agustus 2020


    (Foto 1 saat Mas Bambang memasangkan cincin di jari manisku disaksikan Ibu kami)

    (Foto 2 saat aku memasangkan cincin di jari manis Mas Bambang disaksikan Ibu kami)
    (Foto 3 setelah kami pasang cincin dan foto bersama kedua orangtua kami masing-masing)
    (Foto 4 saat kami berpose  mengabadikan momen pertunangan kami)
 

Selasa, 10 November 2020

Hi Teman Nurva, I'm Back ^^

Hi Teman Nurva

Setelah sekian lama meninggalkan dunia blogging dan tentunya dunia kepenulisan, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke duniaku yang sesungguhnya. Ya, inilah duniaku. Dunia kata-kata penuh cerita. Sempat terbesit olehku untuk mengganti judul blogku dengan "Dunia Kata-Kata Nurva", tapi nantilah setelah aku menemukan tema yang tepat untuk blogku ini. Hehe. 

Sebelumnya blog ini banyak memuat tulisan cerita pribadi, bagaimana grievingku dan kisah cintaku dengan mantan. Wkwkw... Tapi sekarang aku akan menjadi istri seseorang yang ingin aku bertumbuh dan tidak meninggalkan jati diriku. Sejak awal berkencan, ia ingin kembali menyaksikan aku berkarya dan menulis. Baru sekarang aku baru mewujudkannya setelah mengumpulkan cukup keberanian untuk menghapusi jejak tulisan masa laluku yang menimbulkan trauma mendalam bagiku. 

Sudah ya curhatnya ^^

Nurva mau berbagi banyak hal kepada Teman Nurva yang sudah lama menanti Nurva kembali dengan tulisan Nurva. Ada beragam topik yang akan Nurva bahas di sini, khususnya bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, karena Nurva itu bidang Nurva ^^. Tapi tidak menutup kemungkinan, Nurva akan menulis tentang public speaking, presenting, M-Cing, announcer, voice over, dkk. Intinya, Nurva hanya akan berkisah tentang apa yang Nurva ketahui dan isu yang sedang Nurva geluti. Kebetulan isu yang sudah mendarah dalam diri Nurva adalah isu perempuan dan ekualitas, isu kekerasan seksual dan isu pertanian. Namun tidak menutup kemungkinan Nurva akan berbagi seputar perjalanan dan petualangan yang Nurva lalu. So, selamat menikmati apapun yang Nurva suguhkan untuk Teman Nurva^^

Semoga blog ini ada faedahnya untuk teman-teman, karena tujuan Nurva untuk kembali ke dunia blogging adalah kembali ke dunia Nurva sesungguhnya sebagai penulis. Ini juga sebagai bentuk terima kasih Nurva kepada orang-orang terkasih yang ingin Nurva tetap berkarya dengan jalan apapun. Semoga Nurva disiplin dan konsisten ya. Aamiin Ya Rabb...

Mari merayakan hidup, Teman Nurva

Selamat bersenang-senang di blog Nurva ya ^^

Rabu, 10 Juli 2019

Manusia Sarjana atau Manusia Serakah




"Agar bisa menanjak di dunia ini, kau harus menjadi sarjana. Dan begitulah ceritanya sehingga dunia kehilangan banyak petani, pembuat roti, pedagang barang antik, pemahat, dan penulis hebat " _Paulo Coelho_
.
.
Maafkan kami generasi yang hidup di dunia kapitalis, yang mengungkung kesuksesan kami sebatas material dan kami dituntut mendapatkannya secepat dan sebanyak-banyaknya. Kami kehabisan waktu untuk berkreasi, karena kabarnya kreasi kami tak bikin perut kenyang dan menjanjikan masa depan yang gemilang. Ah..sudahlah..kami hanya ingin berpasrah pada kapitalisme yang mencekik kehidupan kami. Tak ada waktu bagi kami memikirkan sawah dan ladang, karena dijual ke investor asing lebih menjanjikan atau kalau tidak begitu, kami bangun kos-kosan saja, banyak orang butuh tempat tinggal. Kami juga tak ada waktu membuat roti apalagi jajanan tradisional, tanah kami sudah dikuasai asing. Mereka mengeruk tanah kami hingga zat-zat hara yang baik untuk calon tanaman kami terkikis. Suatu ketika kami takkan bisa bertanam gandung, padi, ketan, jagung, ketela pohon dan ketela rambat. Bahkan pernah kami dengar kabar burung, katanya lahan kami akan dijadikan jalan tol, supaya lalu lintas para pemilik modal lancar jaya. Sedang kami tak tahu, cerita lisan atau kearifan lokal apa yang kelak bisa kami ceritakan jika hal itu terjadi. Kami sedih...tapi tidak ada yang mau peduli.
.
.
Kami sudah tak sanggup menjadi pedagang barang antik, karena mereka lebih suka barang-barang brandit dari luar negeri, Barang antik kami pada akhirnya tersemayamkan di museum berteman debu, yang kelak akan dikunjungi anak cucu kami untuk berswafoto lalu diunggah di sosial medianya dengan tulisan, "yeeey...aku sedang ke museum, belajar mengenal benda-benda antik dan unik warisan nenek moyang yang harus kita lestarikan. Aku sudah berkunjung ke museum loh, kamu?". Segera saja like dan comment berjejalan di akun sosial medianya, ada yang mengungkapkan rasa bangganya karena dia peduli pada benda-benda antik warisan nenek moyang, ada pula yang bertanya dapat fasilitas apa jika datang ke museum. Ah..sungguh keterlaluan sekali. Padahal dia ke sana hanya sebatas foto dengan pose terbaik Ia bahkan tak membacai keterangan benda-benda tersebut. #miris.
.
.
Kami juga tak sanggup menjadi pemahat, pelukis dan penulis hebat. Proses kreatifnya memakan waktu lama, sedang kami berada di dunia yang serba cepat, yang terkadang membuat kami sesak bernafas. Tidak mungkin lah kami mau menyulitkan diri membuat patung yang minimal memakan waktu 3 bulan, sedang perut kami keroncongan. Tidak mungkin lah kami mau keliling lembah, sungai, hutan, gunung dan laut hanya untuk mencari inspirasi melukis. Tidak mungkin lah kami ada waktu riset dan membacai banyak buku untuk bahan tulisan, sedang plagiasi itu enaknya tak tertahankan. Udah murah, mudah, cepat lagi. Maka jangan heran ketika skripsi, tesis atau disertasi kami berdebu di ruang perpustakaan. Mau bagaimana lagi, kami dituntut serba cepat jadi melihat penelitian kakak tingkat, lalu mengambil sumber data penelitian yang berbeda, kami lakukan. Lagi-lagi itu semua karena kebijakan kapitalis di era disrupsi yang membuat kami sedikit meringis;empat tahun, dua tahun dan tiga tahun tersita untuk karya ilmiah yang tak bisa memberi kontribusi bagi negeri. Malah kertas-kertas karya ilmiah kami menggerus habis pohon-pohon di bumi. Kami serakah, maafkan kami. Ekosistem terganggu, lingkungan makin hari makin rusak itu ulah kami. Tapi maaf...kami enggan mengakuinya. Kami enggan disalahkan, karena ini ulah bersama yang diturunkan dari generasi-generasi serakah sebelum kami.
.
.
Maka di ujung tulisan ini, maha benar manusia dengan keserakahannya. Kita semua serakah. Kita semua penghasil sampah. Kita semua membuat bumi penuh sesak dan lingkungan tercemar limbah dan polusi, karena kita sibuk berebut titel dan mengumpulkan harta dengan menyikut sana-sini, menyakiti alam dan sesama, bahkan membuat sedih semesta. Sebenarnya, tugas kita sebagai manusia itu untuk menjadi khalifah di bumi yang membawa kedamaian, atau menjadi penjahat yang membawa kerusakan?
.
.
Tulisan Nurva
Surabaya, 11 Juli 2019 pukul 11.25 WIB
di Perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni, Unesa.


Teruntuk Kamu yang Kelak Menjadi Suamiku

Assalamualaikum Wr.Wb...
Kuucap salamku sebagai tanda ucapan selamat datangku, karena kamu hadir dalam kehidupanku. 
Kuucap salamku sebagai tanda ucapan selamat datangku, karena akhirnya kamu datang juga setelah penantian panjangku. 
kuucap salamku sebagai tanda supaya kebaikan menyelimutiku, menyelimutimu, menyelimuti kita dalam melangkah menyambut hari depan. 

Kamu yang kelak akan ada di sisiku, dalam susah-senangku, sedih-bahagiaku, kecewa-legaku, gagal-berhasilku, kalah-menangku, sakit-sehatku, kusam-cantikku, tua-mudaku...
Mohon mengerti, perempuan yang hendak kaubersamai ini bukan perempuan sempurna. Ia masih ada kurang di sana-sini. Masih banyak lemah di sana-sini. Maka, mohon bimbing dan kuatkan perempuanmu ini, apapun kondisi yang kelak akan kita lalui seperti perempuanmu ini sedia menemani langkahmu kedepan. 

Kamu yang kelak tahu segala sisi diri dan kehidupanku...
Kuharap kamu sanggup dan ikhlas dengan semua hal yang ada padaku, seperti aku akan sanggup dengan segala sisi diri dan kehidupanmu. Doaku, semoga kita berdua mampu melalui hal-hal yang kelak akan kita lalui, apapun itu. Jangan tinggalkanku hanya ketika aku berbuat salah, tapi tegur aku dengan cara bijakmu. Sadarkan aku jika aku keliru dan keras kepalaku kambuh. 

Kamu yang kelak akan menghabiskan banyak waktu hingga akhir hayatku
Semoga cintamu tetap untukku hingga akhir. Semoga kita berdua tetap memiliki waktu berdua meski sudah lahirnya anak-anak. Aku tetap ingin memiliki waktu berdua denganmu dan kita bercerita tentang kali pertama kita bertemu, tentang hari-hari yang kita lalui, tentang cita-cita kita bersama, dan tentang masa senja yang kelak akan memeluk kita. 

Kamu yang kelak menjadi pasanganku dalam banyak hal
Semoga kisah kita abadi. Menikah denganmu adalah pilihan yang kuambil dengan pertimbangan matang. Hanya denganmu ingin kujalani hidupku, sebelum datang matiku dan semoga kita tetap disandingkan bersama di alam keabadian. Aamiin.... 

Teruntuk kamu yang kelak jadi suamiku, kutunggu hadirmu menjemputku untuk mengikrar janji sehidup sesurga... Semoga kita lekas bertemu dan membangun mahligai pernikahan. Aamiin.... 

Menikah

Setelah dua kali gagal dengan rencana menikah dengan mantan kekasih, dan sekali gagal dengan rencana menikah dengan mantan ta'aruf, maka cukup sudah untuk diriku berhati-hati ketika memilih pasangan. Aku lebih selektif sekarang dan tidak membiarkan orang-orang toksik berkeliaran di hidupku. Terlebih laki-laki. 

Mungkin ada beberapa teman laki-laki yang mendekati, namun aku lebih awas sekarang. Kuperhatikan dulu maksud dan tujuan mereka. Kuamati dulu mana yang modus dan tulus. Sampai-sampai kadang aku lelah sendiri dengan manusia bernama laki-laki. Hahaha. 

Beruntunglah aku punya teman-teman di lingkungan yang sehat.Mereka yang siap mendengarkanku bahkan mindfulness bersamaku, sehingga aku bisa tetap berkesadaran dalam memilah dan memutuskan. Alhamdulillah...

Soal menikah, yang kapan hari juga dipermasalahkan oleh orangtua karena usiaku sudah 23 tahun, maka kali ini kujawab, "Aku akan segera menikah, setelah kesiapan dan persiapanku cukup. Aku tak mau premature membangun rumah tangga. Aku juga tak mau premature memiliki anak. Akan kupersiapkan matang". 

Soal jodoh, siapapun lelaki yang kelak kusebut suami dan menjadi ayah dari anak-anakku, semoga dia orang yang tulus sayangnya ke aku dan keluargaku. Semoga dia orang yang asertif dan melek gender. Melek literasi. Pekerja keras nan cerdas. Sholeh dan taat agama. Mandiri dan bertanggung jawab pada keluarga. Jika telah kutemukan dia dengan kriteria itu, maka aku siap dinikahi olehnya. Aku siap menjadi istri dan bunda dari anak-anaknya. Tak peduli nanti aku harus meregang nyawa ketika melahirkan anak-anak kami. Tak peduli nanti aku harus membagi waktu sedemikian rupa antara keluarga, karier, q-time berdua, dan me time. Aku siap menikahi dan dinikahi laki-laki dengan kriteriaku. 

Senin, 10 Desember 2018

Kesadaran Atas Tubuh dan Seksualitas

Seksualitas menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan tetapi tidak tabu untuk dilakukan. Hal itu tentu menimbulkan masalah ketika akhirnya terjadi kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan terkena penyakit menular seksual seperti herpes, HIV/AIDS, raja singa, sifilis dan lainnya. Oleh karena itu menurut saya penting sekali bagi perempuan untuk melek seksualitas. Bukan karena kelak ia yang menampung sel sperma di indung telurnya melainkan lebih ke pada kesadarannya atas otoritas tubuhnya. 

Kesadaran akan otoritas tubuh seharusnya dimiliki oleh seorang perempuan, sebab budaya patriarki telah melanggengkan "racun" yang mengalienasi perempuan atas tubuhnya. Menurut saya itu sesuatu yang sangat merugikan karena membuat perempuan terepresi seksualnya. Padahal seperti halnya laki-laki, perempuan juga makhluk seksual yang memiliki kebutuhan untuk menyalurkan hasrat biologisnya. Bukankah Abraham Maslow sudah menjelaskan bahwa seks itu kebutuhan fisiologis manusia? Kebutuhan fisiologis itu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi seperti makan, minum, tidur dan seks. Jika kebutuhan itu tidak dipenuhi maka akan berdampak pada kelangsungan hidupnya. Kurang terpenuhinya kebutuhan seks menyebabkan seseorang rentan mengalami kecemasan, menurunnya daya ingat, depresi, histeria dan sebagainya. (Btw, dalam buku Seks dan Kekuasaan Foucault juga menjelaskan dampak direpresinya aktivitas seksual. Sila dibaca!). 

Mengingat seks merupakan kebutuhan fisiologis harusnya perempuan yang juga seorang manusia  berhak beraktivitas seksual. Aktivitas seksual kan bukan hanya intercourse ya. Ciuman, pelukan,pegangan tangan,masturbasi itu aktivas seksual lho. Makanya penting sekali bagi perempuan untuk melek seksualitas agar dia bisa bereksplorasi seksual. Sayangnya ketika perempuan mengeksplorasi seksualnya, tak jarang ia akan mendapat stigma negatif. Ia akan dilabeli sebagai "pelacur", "bukan perempuan baik-baik", "sundal", "gampangan", dan sebagainya. Padahal apa yang salah jika perempuan bereksplorasi seksual? Bukankah itu juga tubuh-tubuhnya sendiri bukan tubuh orang lain? Berbeda halnya dengan laki-laki yang aktif mengeksplorasi seksual, ia akan mendapat label "jantan", "maskulin", "gagah" dan sebagainya. Sebuah relasi  yang timpang, bukan? 

Ketimpangan tersebut juga terjadi dalam relasi antara perempuan dan laki-laki dalam hubungan cinta, misalnya. Tak jarang banyak lelaki yang merasa lebih memiliki kuasa dari perempuan. Akhirnya, ia menganggap pasangannya sebagai objek yang harus tunduk dan patuh kepadanya. Anggapan tersebut justru mengungkung kedudukannya sebagai manusia dan makhluk seksual. Ketika akhirnya si pasangan perempuan tersebut ternyata laki-laki toxic dan manipulatif, maka tak jarang ia akan  mengalami kekerasan seksual dari pasangannya. 

Oleh karena itu dari rangkaian #16HAKTP dan Hari Hak Asasi Manusia yang dirayakan Senin kemarin, saya berharap teman-teman perempuan mulai menyadari akan otoritas tubuhnya dan mulai belajar melek seksualitas. Melek seksualitas itu penting supaya kita bisa terhindar dari kekerasan seksual dan kita tidak dialienasi dari tubuh kita sendiri. Tubuh kita itu milik kita. Bukan milik pasangan kita. Bukan milik orangtua kita. penting Sangat penting pula bagi kita perempuan sadar atas hak kita sebagai makhluk seksual untuk berkesplorasi seksual. 

Menyoal hak perempuan sebagai makhluk seksual, mereka perlu menyadari tentang 9 Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi sebagai berikut.
1) Mencari, menerima, dan mengkomunikasikan informasi seksualitas
2) Menerima pendidikan seksual
3) Mendapatkan penghormatan atas integritas tubuh
4) Memilih Pasangan
5) Melakukan hubungan seks konsensual
6) Menikah secara konsensual
7) Memilih aktif secara seksual atau tidak
8) Memutuskan untuk memiliki anak/tidak, dan kapan memiliki anak
9) Memiliki kehidupan seksual yang aman dan menyenangkan. 
Hak-hak tersebut penting diketahui dan diterapkan agar perempuan bisa mendapatkan hak-haknya sebagai makhluk seksual dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 



sekian



@nurfaindri_

Kamis, 06 Desember 2018

#16HAKTP

Ku udah terlalu lelah untuk diam, mungkin sudah saatnya aku bicara. 

Begini, 
Ada nggak sih dari kalian yang mau jadi korban kekerasan seksual? Ku sangat yakin, tidak ada. 
Ada nggak sih dari kalian yang mau jadi korban pelecehan? Ku sangat yakin, tidak ada. 

tapi bagaimana jika terlanjur mengalaminya? Apa diam saja sampai mimpi-mimpi buruk itu membunuhmu perlahan? Atau membiarkan saja sampai di luar sana tercecer lebih banyak lagi korban kekerasan seksual? atau menganggap itu hal biasa dan wajar lelaki yang muntahin hasra seksualnya sembarangan? 

Jangan, diam. Bicaralah!
Barangkali itu lebih melegakan dan menyehatkan mentalmu. 

Jangan diam. Bicaralah!
Mungkin itu satu-satunya kesempatan yang kamu punya untuk mendobrak kuasa para pelaku kekerasan. 

Masing-masing dari kita tahu bukan bahwa kekerasan seksual itu banyak macamnya. Baik verbal maupun fisik. Mulai dari catcalling, sluts shaming itu kekerasan lho. Pemaksaan ciuman, pelukan dan gandengan tangan itu kekerasan lho. pemaksaan sexting, petting, seeing porn, sexual intercourse itu kekerasan lho. Sayangnya entah mereka menutup mata atau gimana sehingga melanggengkan rape culture. Mereka menganggap kekerasan seksual itu terbatas pada sexual intercourse aka penetrasi penis ke vagina. Tahi!!!

Mulai cat calling sampai pemaksaan sexual intercourse itu berdampak pada psikologis lho. menyebabkan trauma juga. Eh dilalah orang-orang yang mengetahui kasus pelecehan seksual malah menyalahin korban. Lucunya itu atribut yang dikenakan korban yang dipermasalahkan sedang otak mesum nan amoral si pelaku "dimaklumi". Lebih parah lagi, si aparat penegak hukum cinnn malah nanya, "kamu nyaman gak?". "kamu menikmati gak?", "kamu digoyang ke kanan atau kiri?". Duhh.... rasanya ku pengen berkata kasar nan keras di depan telinga mereka. 

Penyintas itu lagi tekanan psikologi eh malah ditanyai gitu. bukan malah melindungi malah menimbulkan trauma baru. maka tidak heran kalau selama ini para korban memilih diam dan bungkam. Lha wong kalau speak up justru makin beban mental kok. Kampret ancen!!!

Melihat fenomena itu, membuatku memutuskan bergabung dengan organisasi Perempuan Mahardhika. Meski baru bisa kenal virtual, tetapi visi kami sama:menolak apapun bentuk kekerasan terhadap perempan baik di tempat kerja, sekolah, kampus, ruang publik dan di manapun. Sejauh yang kubaca dari organisasi yang kuikuti itu, mereka sudah melancarkan aksi ke pabrik-pabrik itu untuk melindungi buruh perempuan dan menciptakan lingkungan pabrik yang bebas pelecehan seksual. lebih kurang gitulah. 

ku kan sempat dichat Mbak Ika yasshh,, dia tertarik dengan alasanku bergabung, Aku menceritakan profil singkatku dan motivasiku bergabung. Ku jelaskan kalau diriku hidup di desa dengan ibu yang seorang ibu rumah tangga dan bergantung finansial pada Ayah. Ku jelaskan kekerasan verbal yang diterima Ibu. Ayahku bukan lelaki jahat ya, cuma Ibuku kalau di rumah itu lebih banyak ngalahnya. Haha. Makanya beliau bilang agar aku tuh kuliah ndang lulus biar lekas kerja. Nanti kalau nikah kudu tetap kerja biar gak bergantung ke suami. Kala nyari suami minimal pendidikannya sama atau di atasku biar gak ngalah kayak ibu. Hahaha. I know ini gak lucu, cuma emang agak timpang yashh. Ibuku lulusan SMA yang dulunya siswa cerdas sedang Ayahku lulusan SMP yang pekerja keras. Aamiin. Gitulah. AKu tuh gak boleh muluk-muluk nyari teladan lain, ku disuruh lihat Ibuku sendiri. ku ditanya, "emang mau habis nikah diam di rumah kayak gini?", ku jawab dong, "nggak mau". 

Selain itu kukatakan pula aku memiliki adik perempuan. makanya attracted banget dengan isu perempuan. Mungkin yang bikin Mbak Ika tertarik adalah aku menuliskan diriku pernah menjadi korban pelecehan seksual. Memang sih gak sampai petting dan sexual intercourse, tapi yang namanya pelecehan ya pelecehan cinn... Gak bisa ditolerir dalam bentuk apapun. Mungkin benar juga yang disaranin Farid, ku setelah lulus ambil S2 Kajian Perempuan dan Gender saja biar bisa lebih intens ngangkat isu itu. Tapi pengenaku S2 Ilmu Komunikasi sih biar bisa intens di media. Harapanku dengan S2 Ilkom ku bisa berkarier di media televisi, biar pas ku jadi news anchor para mantan yang melecehkan dan meninggalkan atau kutinggalkan bisa lihat diriku dari layar televisi. Atau kalau mereka lagi kangen sama aku karena tak kunjung on air di TV, mereka bisa nyari video on airku di yutub. Gituuu.....

Eh itu alasan gak logisnya lho, Kak. Alasan logisnya ya tentu mengaplikasikan ilmu jurnalistik dan mengabdi pada kebenaran. Bukannya begitu tugas jurnalis? ~btw Farid belum tentu baca curcol gak jelasku ini :D

 Back to topic, 
Mbak Ika membacai motivasiku bergabung karena ingin turut bergerak menekan angka kekerasan seksual dan biar nggak ada yang mengalami kekerasan seksual seperti aku. hehe. 

Buat yang gak tahu petting itu ku apa jelasin. deh.  w kan baik~ooopss Petting itu kegiatan merangsang alat vital pasangan dengan cara menggesek-gesekkan penis ke vagina. Cuma gak dimasukin ke vagina. Kalau ditanya beresiko gak? ya beresiko lho cinnn.... Iya kalau pasangannya bersih, kalau gak ya nularin penyakit. Gitu. Selain petting, ada pula istilah necking. Necking itu merangsang bagian leher yasshh. Bisa jadi dijilati, digigit gitulah. ~~W ndak pernah praktik ya bo', njukkk tulung. 

Oh ya, ku kan udah ngaku pernah ngalami pelecehan seksual ya. Kayak apa sih? Apa gue digrepe-grepe?Apa gue dicium? Apa gue dijilati? Apa payudara gue diremas? Duh...Calm... W bakal nyebutin satu-satu kok ciinnn...

Yang gue alami dan semua orang lumrah alami itu cat calling. Siapa sih di sini yang nggak pernah ngalami cat calling? Pasti pernah semua yeee kan? Anehnya itu dianggap wajar dan lucu, padahal sama sekali gak. Justru kalau dibiarkan bisa melanggengkan rape culture di negara kita tercinta. Kalau dibiarkan terus maka relasi antara perempuan dan laki-laki akan terus timpang dong. patriarki akan terus berkuasa dong. Ku ngalami ini gak sekali, dua kali ya bo'. Sewering, masiho ta aku berhijab dan berblus. Sayangnya orang-orang tuh hobi victim blaming ya dan nyalahin atribut yang dikenakan korban. Karena waktu dapat catcalling ku pakai kerudung, akhirnya ku nyoba melepas kerudung. Bayangin ta, 10 tahun ku berhijab tiba-toba ku lepas saat ngikuti pelatihan penyiar TV di Grand City Mall Surabaya. Haha. Kalau kalian pengen tahu, apa aku dapat kekerasan seksual kala itu? Jawabannya nggak. Malah gada tuh yang cat calling ke aku.. Jadi fix ya kekerasan seksual itu bukan karena pakaian korban melainkan karena otak mesum dan perilaku amoral pelaku. 

Terus naik kendaraan umum. Sebagai gadis desa nan misqiennn ku ke Surabaya itu naik bus dan angkot dong. Lha wong ndak ada motor kok. (Sekarang motoran terus btw. hehe). Nah...selama 3 tahun ku naik bus dan angkot, ku ngalami kekerasan seksual. Mulai meremas paha, meremas pantat, menyentuh payudara, sampai ada yang kurang ajar tidur di pundak gue. Anjiiinggg!!! Gue dapatin itu dari penumpang lain yang gak w kenal. Yang lebih parah saat w pulang dari Yogyakarta naik bus ke Surabaya kan, malam juga sih. Ku berulang kali duduk dengan bapak-bapak dan doi grepe-grepe gue. Beruntunglah w diselamatkan aksi kenek penyelamat. Masya Allah....jasamu yang balas, Pak. 

Nha, masalah kekerasan seksual tidak hanya ku alami waktu naik transportasi umum. Naik motor sendirian pun, ku ngalami pengendara lain yang resek megang payudara kiri w. Bangsat toh? Hal-hal semacam itu disepelekan orang-orang bahkan katanya gak usah lebay. Cinnn....itu tubuhku lho digituin. Gue sampek trauma eh mereka anggapnya sepele. itu gak sekali, dua kali lho kayak gitu. Apa iya gue minta digituin? Kan ya nggak. Mereka aja yang bajingan. 

Yang paling parah adalah orang-orang yang dekat dan kenal gue yang melakukan itu gue. Itu yang bikin gue trauma psikologis. Gue sampai gak berani bilang ke ortu gue kalau kakak tingkat gue waktu muncak pernah meluk dan megang payudara gue sambil bilang, "awakmu tak ngenekne ben anget". Kampret. Bangsat. Doi udah punya pasangan loh kayak gitu ke aku. Akhirnya setelah itu gue mutusin keluar dari UKM kampus gue. Trauma cinn... W disuruh survey jalan eh tubuh w disentuh tanpa ijin. W gak bisa ngelawan bukan karena gak mau tapi tubuh dia besar dan gue kesulitan menghindar. mau minta tolong lho , ma minta tolong siapa?Aku di atas gunung cinnn....

Mantan pacar gue juga pernah ngelakuin pelecehan ke gue. Tanpa konsensus ya bo' , mantan pertama gue  mencium pipi kanan dan meluk gue dari belakang. W tampar dia lha. Maksudnya apa coba? Doi itu guru olahraga SD lho, eh melakukan itu ke gue. Selang tak berapa lama w putusin dong. Flashdisk yang berisi simpanan data karya ilmiah gue diilangin doi juga. Gue sebagai anak SMA tahun 2012 lalu ya sedih lha bo'. Bukan sedih putus dari doi melainkan flashdisk gue yang hilang dan w gak punya simpanan datanya. Mantan kedua gue lebih biadab cuma doi gak berhasil nyentuh gue. Bayangin ya bo', jadian aja baru beberapa hari eh doi langsuung bilang, "kamu ndang balik Surabaya gih. Ntar tidur kostku aja. Aku pengen tidur di perutmu. Kamu pakai rok aja. Jangan celanaan". Seketika langsung w putusin. Doi minta have sex, gak mau dong akunya. Setelah w putusin, doi ngajak balikan dua kali but w tolak dong. Doi lho udah suka gaslighting, toxic, dan manipulatif. Doi udah punya pasangan ngakunya gak punya. Haha. Doi dekatin gue  tujuannya untuk jadikan gue FWBnya.

Eh sebelumnya kan w udah nulis soal FWB, kalian udah paham kan maksud gue? Intinya w cuma mau dijadikan teman ngeseks, sedang doi tetap sama pasangannya. Asli bikin trauma. Ku gak nangis bombay karena putus dari doi ya. W nangis karena nyesel banget jadian sama dia, dan nyes tahu kenyataan ada cowok sebrengsek itu. But, I learns to be careful and save my self. 

Berdasar semua hal yang pernah nimpa gue, w pengen teman-teman di sini lebih bisa berhati-hati agar terhindar dari toxic relationship dan kenaasan gue.. Pengen ngembangin diri gabung UKM Kampus eh dilecehin kating, pengen pacaran serius eh ujungnya dapat yang modus, pengen berteman tulus eh diajak sexting, gitulah. 

Tetapi misal kalian menjalin hubungan FWB sih gapapa. Asal kalian memutuskannya dengan sadar. Prinsipnya kudu tanggung jawab ya cinnn....Safe sex nomor 1. Pakai kondom kalau mau penetrasi, pakai dental dam kalau mau oral seks. U must save ur self very much, krn resiko tertular penyakit seksual itu besar. makanya perlu safety. Atau biar aman dan gak was-was dan pengen langsung penis-vagina tanpa kondom, sila pergi ke dokter. Cek kesehatan seksual masing-masing ya. Tapi tetap aja sih, habis ngeseks, juga usahakan periksa ke dokter. Kita kan gak pernah tahu ya pasangan FWB gimana. Iya kalau dia gak ngeseks sama yang lain. kalau sama yang lain gimana? Kan beresiko juga. Makanya safety itu penting. 

W ngomong gini bukan karena w pernah ngeseks ya, cuma karena w rajin baca jurnal seks, literasi porn, baca artikel, buku, dkk. Kenapa w melakukan itu? Karena pendidikan seks w buruk cinnn. Ortu w gak ngasih pengetahuan yang jelas ke w soal seksualitas. Seksualitas ditabukan gitu. Di sekolah pun topik seks ditabukan. Beruntung pas jaman SMA w dikirim jadi delegasi SMA buat ngikuti seminar Genre Anti Narkoba dan Seks Bebas yang diadakan BKKBN Mojokerto. Lucu ya cinnn.... Seks Bebas. yang namanya seks kudu bebas kaliii. harusnya tuh kiat safe sex biar pemuda-pemudinya nggak kena HIV/AIDS. Gitu.... Ya w dulu dikasih tahu soal laktasi (air susu ibu), kondom, macam-macam KB mulai suntik, pil dan tusuk. Hmmmm....ngeri deh w. W bercita-cita ntar habis nikah nggak mau pakai KB karena badan w bisa melar. haha. Ntar soal seksnya ngatur jadwal sama suami aja biar gak kebobolan.  Mudah-mudahan suami gue ntar pintar jadi gak ngeluarin ereksinya di lubang vagina gue, tapi di luar vagina. Aamiin. Karena bagi w, 2 anak aja cukup.  Gak mau lebih. Kalau mau lebih, suami gue yang gue minta ngelahirin. hahaha.  Ngelahirin kan sakit ya bo', lubang sekecil itu ngeluarin baby. Belum lagi kalau harus caesar. Duh.. Ku ntar normal aja deh, daripada perut w disayat-sayat. Ngeri deh w. 

Back to topic,
Intinya di #16HAKTP ku berharap RUU Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan, sehingga Indonesia bisa menjadi negara bebas kekerasan seksual. Para perempuan bisa hidup damai. Para lelaki bisa hidup damai. Tanpa rasa takut, sewaktu-waktu bisa jadi korban. Semoga keadilan gender lekas tercipta di negara tercinta ini. Semoga para lelaki bisa memanusiakan manusia perempuan. Tidak hanya berpura-pura melek feminis dan gender, melainkan melek beneran dan mampu menempatkan perempuan sebagai makhluk yang setara dengannya. Aamiin.



Salam hangat dan cinta dariku untuk kalian semua, 




Nurfa Indri


#Salamdamaiantikekerasanseksual

The Journey of Nurva & Bams Part.1

Hi Teman Nurva Mungkin benar bahwa semesta selalu punya cara memisahkan dan mendekatkan dua orang yang tak berjodoh dan berjodoh. Pengalaman...