Rabu, 11 November 2020

The Journey of Nurva & Bams Part.1

Hi Teman Nurva

Mungkin benar bahwa semesta selalu punya cara memisahkan dan mendekatkan dua orang yang tak berjodoh dan berjodoh. Pengalamanku untuk sampai di titik ini cukup random sih. Hehe. Terkadang masih suka bertanya ke diri sendiri dan agak gak percaya lelaki yang kukencani sejak awal tahun ini sebentar lagi jadi suamiku. Wkwkw. Takut-nyesal-bahagia-haru bercampur jadi satu. Emang salahku juga sih waktu kami masih awal-awal kencan, aku langsung bilang ke Ayah kalau mau nikah sama dia . Ayahku justru bertanya balik ke aku apa dia beneran serius sama aku atau gak, kujawab "kayaknya gitu sih, Yah. Kalau nanti gajadi sama dia, aku sama yang lain. Laki-laki banyak kok", yang sontak membuat Ayah mengeryitkan alisnya. 

Aku dan Ayah punya perbedaan pandangan soal menikah. Bagi Ayah, di usiaku sekarang aku seharusnya sudah menikah tapi bagiku tidak. Bagiku, usia 24-25 tahun itu waktunya senang-senang. Haha. Namun tentu aku punya banyak pertimbangan lain hingga akhirnya mengiyakan pinangan pasangan. Oh ya, ini sebenarnya sedikit peringatan aja sih buat teman-teman semua untuk berhati-hati dengan ucapan. Haha. Waktu kami berdua masih PDKT aku random berujar, "kalau gak ada lagi lelaki yang dekatin aku, , aku akan nikahi Mas Bambang". Sial dan beruntungnya ujaranku terwujud. Wkwkw. And I'm literally grateful to Allah. 

Awal kencan dengan Mas gak terlalu buruk sih, meski gak baik-baik banget. WKwk. Kami LDRan dan sempat tidak bertemu tiga bulan karena pandemi. Jumlah kencan kami juga masih bisa dihitung jari karena selama kencan seringnya #dirumahaja. Adanya pandemi COVID-19 membuat orangtuaku sedikit enggan mengijikanku keluar dengannya. Kami baru bisa kencan ke luar rumah itu 10 hari sebelum aku dikhitbah olehnya. Itupun kencannya ke wisata Kampung Organik Brenjonk dan di sana cuma beli bakso Sinden franchisenya teman SMAku. Haha. 

Kalau ditanya apa yang membuatku yakin dia the right person for me, banyak sih. Dia tidak bisa menutupi apapun dariku, dan sekalinya bohong ketahuan juga. Wkwkw. Semoga nanti sampai nikah gitu ya ^^. Saat awal-awal jadian, aku pernah wawancara dia banyak hal. Dia menutupi banyak hal awalnya, karena bakat jurnalisku belum hilang jadi kuolah deh pembicaraan kami, hingga akhirnya ia berkata jujur tentang apapun tanpa dia sadari. Haha. Ia sempat mengungkapkan kesalnya karena caraku bertanya hampir mendekati sikap mencecar. Terus aku bilang, "aku terbiasa ketemu orang, ngajak ngobrol terus nanya-nanya gitu, kalau kamu gak sanggup sama aku, cari yang lain aja. Toh tanyaku masih dalam wajar kok." Dia menghela napas panjang dan berucap, "susah juga musuh wartawan." Wwkwkw. 

Ada hal lain yang membuatku yakin akhirnya memilih dia karena dia bisa tertawa dan sedih denganku. Dia tidak selalu romantis, tapi dia berusaha memberikan yang terbaik untukku. Dia effort banyak hal saat denganku, and I really proud of him. Meski hubungan kami sering ups dan downs, bahkan sempat putus juga haha, dia tidak menyerah begitu saja. Jujur, baru kali ini aku melihat seorang Bambang konsisten dengan ucapannya untuk serius denganku. 

Aku tahu Mas Bambang tak ubahnya diriku yang punya kekurangan dan kelebihan. Kami berdua bukan manusia sempurna, celah kami banyak. Haha. Tapi InsyaAallah sampai nanti kami akan berusaha untuk merasa cukup satu sama lain. Perjalanan kami untuk sampai di tahap pertunangan ada likunya meski terasa ringan karena kedua belah pihak sepakat menginginkannya. Aku mensyukuri itu. Aku mensyukuri bagaimana Mas mensyukuri kami. Aku mensyukuri bagaimana kedua orangtuaku dan kedua orangtunya Mas merestui kami tanpa ba-bi-bu. Lebih bersyukur lagi, semesta seolah menemukan benang merah cerita kami yang bermula sejak 2012 meski kami baru benar-benar mengenal satu sama lain 2 tahun terakhir. Keluarga besar kami juga sepenuhnya mendukung hubungan kami, mengingat ada anggota keluarga besar yang sudah membina persahabatan sejak lama. Sebentar lagi hubungan persahabatan itu akan berusaha menjadi saudara saat kami resmi menikah. Alhamdulillah... 

At the end, terima kasih untuk 4 Januari 2020 yang indah. Seandainya tanggal itu tidak ada, mungkin cerita khitbah kami 13 Agustus 2020 lalu dan offically engagement 18 Agustus 2020 tidak akan ada. Semoga kami berdua tidak mengenal lelah untuk berjuang bersama hingga senja usia. Aamiin....


Teruntuk Mas Bambang terkasih, 

Suatu saat nanti bahtera kita akan berlayar. Aku navigatornya. Kamu nahkodnya. Semoga kita tak mengenal karam meski badai berkali-kali menghantam. Tetap tangguh mengarungi lautan asa yang ujungya adalah SurgaNya. 

Nurva, 18 Agustus 2020


    (Foto 1 saat Mas Bambang memasangkan cincin di jari manisku disaksikan Ibu kami)

    (Foto 2 saat aku memasangkan cincin di jari manis Mas Bambang disaksikan Ibu kami)
    (Foto 3 setelah kami pasang cincin dan foto bersama kedua orangtua kami masing-masing)
    (Foto 4 saat kami berpose  mengabadikan momen pertunangan kami)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Journey of Nurva & Bams Part.1

Hi Teman Nurva Mungkin benar bahwa semesta selalu punya cara memisahkan dan mendekatkan dua orang yang tak berjodoh dan berjodoh. Pengalaman...