Kamis, 02 November 2017

Tuhan, Aku MerindukanMu

Tuhan, 

Aku tahu Engkau tidak akan pernah membiarkanku sendiri. Aku tahu Engkau selalu menuntunku. Aku tahu Engkau pula yang mengobati lukaku seiring berjalannya waktu. Aku sudah sembuh, Tuhan. Alhamdulillah. Semua itu berkatMu. Tak peduli harus dengan jalan apa aku sembuh, yang jelas aku sudah sembuh. Hatiku meringan. Dan aku takkan membiarkan siapapun mencoba memberati hatiku lagi. Aku merasa damai, Tuhan. Meski agak aneh karena tak merasakan apapun. Tidak merasakan getar juga tidak merasakan getir. Seolah mati rasa, tetapi tidak. Aku masih memiliki cinta. Cinta untukMu, untuk orang tuaku, untuk keluargaku, untuk teman-temanku, untuk makhlukMu. Kusyukuri itu. 

Tuhan, 

Mungkin inilah jalanku berbenah. Kau jauhkan ia dariku agar aku belajar kuat sendiri. Aku begitu buta, Tuhan. Maafkan aku. Sesusah dan sesulit apapun aku, Engkau terus membimbingku dan menguatkanku. Engkau menjagaku saat aku sendiri dan merasa sepi. Engkau kirimkan malaikat-malaikatMu untuk menemani dan menguatkanku. Selama 1,5 bulan batinku keluh dan aku merasa hampir gila, tetapi semua itu sudah tidak ada lagi sekarang. Memang, dia adalah segalanya bagiku. Tapi itu dulu, sekarang dia bukan apa-apa lagi. Aku nggak tahu hatiku kenapa, tapi hatiku tak lagi bergetar. Aku mungkin masih bisa peduli tapi tidak tahu apa cinta itu masih ada. Sekarang semuanya biasa. Aku tidak sedang dekat dengan laki-laki lain memang, tapi aku sudah tidak memiliki perasaan. Ada atau tidaknya dia, aku tetap masih. Aku tetap menjalani semuanya sendiri dan aku bisa kuat sendiri, karenaMu. Jadi, kenapa aku takut?

Tuhan, 

aku tak takut, selagi ada Engkau di sisiku.  aku tidak mau hatiku terluka lagi, Tuhan. Tidak ada yang bisa memahamiku dengan benar tentang sakitku. Tidak juga orang tuaku. Aku menahannya sendiri dan aku berusaha kuat sendiri. Tidak peduli seberapa takutnya aku. Tidak peduli seberapa sulitnya aku dulu. Tidak ada yang tahu, Tuhan. Selain Engkau. Aku memberanikan diriku menemui seorang Dalang dan bertanya penyucian jiwa. Sebenarnya aku takut, dan orangnya juga tahu takutku. Akhirnya ia memberikan pesan terakhir untukku. pesan itu adalah puncak penyucian jiwa. Tapi bagaimanapun aku berterima kasih pada orang itu. Melalui perantaraMu itu, perlahan aku bisa kuat dan lepas. 

Tuhan, 

aku merindukanMu. aku merindukan perjumpaanku denganMu di sepertiga malam terakhir. aku merindukan panggilanMu. Maafkan aku, Tuhan untuk semua salah dan dosaku. Maafkan aku. Maaf karena aku menjadi penyebab luka makhlukMu. Aku ingin taubat nasuha, Tuhan. Akan kutinggalkan semua keburukanku dan kembali memelukMu. Aku ingin berbenah dengan sebaik-baik caraku berbenah. Aku ingin istiqomah di jalanMu. aku ingin kembali menghafalkan Qur'anmu. Bantu aku, Tuhan. Beri kemudahan untukku. Beri kemudahan pula untukku mengamalkan ilmuku. 

Tuhan, 

Kini aku tahu hanya kepadaMulah aku berharap dan menyandarkan hidup. Aku percaya alurMu indah. Aku takkan mendahului kehendakMu, aku akan bersabar dan mengikuti rencanaMu. Aku akan berusaha yang terbaik. Masalah jodoh, aku tahu telah Engkau ciptakan ia untukku. Semoga ia bisa menerima daku apa adanya, bisa menerima semua kekuranganku, bisa membimbingku agar terus istiqomah di jalanMu dan mengajakku meraih surgaMu bersamanya. Aku tidak ingin dia datang terlalu cepat juga tidak terlalu lambat. Aku ingin ia datang segera di waktuMu yang Engkau tentukan. Tuhan, aku menungguNya. Menunggu pendamping yang Engkau sediakan jadi pelengkap separuh agamaku.

The Journey of Nurva & Bams Part.1

Hi Teman Nurva Mungkin benar bahwa semesta selalu punya cara memisahkan dan mendekatkan dua orang yang tak berjodoh dan berjodoh. Pengalaman...