Rabu, 10 Juli 2019

Menikah

Setelah dua kali gagal dengan rencana menikah dengan mantan kekasih, dan sekali gagal dengan rencana menikah dengan mantan ta'aruf, maka cukup sudah untuk diriku berhati-hati ketika memilih pasangan. Aku lebih selektif sekarang dan tidak membiarkan orang-orang toksik berkeliaran di hidupku. Terlebih laki-laki. 

Mungkin ada beberapa teman laki-laki yang mendekati, namun aku lebih awas sekarang. Kuperhatikan dulu maksud dan tujuan mereka. Kuamati dulu mana yang modus dan tulus. Sampai-sampai kadang aku lelah sendiri dengan manusia bernama laki-laki. Hahaha. 

Beruntunglah aku punya teman-teman di lingkungan yang sehat.Mereka yang siap mendengarkanku bahkan mindfulness bersamaku, sehingga aku bisa tetap berkesadaran dalam memilah dan memutuskan. Alhamdulillah...

Soal menikah, yang kapan hari juga dipermasalahkan oleh orangtua karena usiaku sudah 23 tahun, maka kali ini kujawab, "Aku akan segera menikah, setelah kesiapan dan persiapanku cukup. Aku tak mau premature membangun rumah tangga. Aku juga tak mau premature memiliki anak. Akan kupersiapkan matang". 

Soal jodoh, siapapun lelaki yang kelak kusebut suami dan menjadi ayah dari anak-anakku, semoga dia orang yang tulus sayangnya ke aku dan keluargaku. Semoga dia orang yang asertif dan melek gender. Melek literasi. Pekerja keras nan cerdas. Sholeh dan taat agama. Mandiri dan bertanggung jawab pada keluarga. Jika telah kutemukan dia dengan kriteria itu, maka aku siap dinikahi olehnya. Aku siap menjadi istri dan bunda dari anak-anaknya. Tak peduli nanti aku harus meregang nyawa ketika melahirkan anak-anak kami. Tak peduli nanti aku harus membagi waktu sedemikian rupa antara keluarga, karier, q-time berdua, dan me time. Aku siap menikahi dan dinikahi laki-laki dengan kriteriaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Journey of Nurva & Bams Part.1

Hi Teman Nurva Mungkin benar bahwa semesta selalu punya cara memisahkan dan mendekatkan dua orang yang tak berjodoh dan berjodoh. Pengalaman...